Timnas Indonesia U-22 Gagal Meraih Medali Emas

Timnas Indonesia U-22 Gagal Meraih Medali Emas – Gelandang Timnas Indonesia U-22 yang bernama Evan Dimas, akan menjalani pengobatan engkel kaki kirinya di Rumah Sakit Royal Progress, Jakarta, setelah dihajar bek Vietnam, Doan Van Hau, pada partai final SEA Games tahun 2019 di Rizal Memorial Stadium, Manila.

Pada pertandingan tersebut, Evan Dimas hanya bermain selama 20 menit sebelum digantikan oleh Syahrian Abimanyu. Gelandang berusia 24 tahun tersebut tidak dapat melanjutkan laga lantaran terus meringis kesakitan. poker asia

Bahkan, Evan Dimas perlu dipapah oleh staf medis Timnas Indonesia U-22 untuk keluar lapangan. Setelah laga, pemain Barito Putera tersebut terpaksa menggunakan kursi roda sebagai alat bantu untuk berjalan.

U-22 Gagal Meraih Medali Emas

Adapun, Timnas Indonesia U-22 yang kalah 0-3 dari Vietnam dan meraih medali perak, akan kembali ke ibu kota.

“Kami akan melakukan Magnetic resonance imaging (MRI) untuk mendiagnosa kecurigaan kami tentang cedera pada antero talo vibular ligamen (atfl ankle sinestra kiri). Setelah kami mengetahui, kami akan mengambil langkah terapi. Kami juga akan melakukan x-ray engkel kiri Evan Dimas untuk mengatahui apakah ada kelainan sekitar tulang engkel kiri,” kata Syarif Alwi, Ketua Dokter Timnas Indonesia, dilansir dari laman PSSI.

Laman PSSI menulis, Evan Dimas diperkirakan akan absen selama tiga pekan akibat cedera tersebut.

“Jika tidak ada kelainan serius, setelah melalui proses terapi dan fisioterapi yang berkelanjutan, Evan Dimas diperkirakan baru bisa bermain dengan normal sekitar tiga minggu,” tulis PSSI.

Syarif berharap, hasil diagnosa untuk cedera Evan Dimas tidak negatif sehingga sang pemain dapat pulih dalam waktu dekat.

“Mudah-mudahan cederanya tidak terlalu parah sehingga penyembuhannya bisa cepat,” imbuh Syarif.

Pemain Timnas Vietnam U-22 yang Cederai Evan Dimas Disebut Bek Bertipe Aneh.

Mantan bek Timnas Vietnam berdarah Belanda, Danny van Bakel, menyebut Doan Van Hau sebagai satu di antara pemain belakang yang aneh di Asia Tenggara. Menurutnya, pemain Timnas Vietnam U-22 tersebut berbeda dengan bek-bek di Asia Tenggara lain karena mempunyai fisik dan kualitas mumpuni saat bermain di lapangan.

Van Bau menjadi sosok kunci kemenangan Vietnam atas Timnas Indonesia U-22 pada final sepak bola SEA Games tahun 2019 di Stadion Rizal Memorial

Dua golnya membantu Vietnam membungkam Timnas Indonesia U-22 dengan skor 3-0 dan merebut medali emas.

Label aneh yang disematkan oleh Van Bekel tentu saja sebagai bentuk pujian. Menurut Van Bekel, keanehan Doan Van

Hau terletak pada karakter dan skillnya yang jarang dimiliki mayoritas bek Asia Tenggara.

Van Bekel menilai bek-bek Asia Tenggara terkadang terlalu kalem saat perebutan bola. Namun, Van Hau berbeda, karena tekniknya bagus, punya kemampuan membaca situasi, dan punya sikap kompetitif.

“Pemain seperti Van Hau memiliki kualitas kemenangan dalam tubuh mereka. Mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk meredam spirit lawan,” kata Van Bekel 

Van Bakel juga memberikan pujian kepada Van Hau atas torehan dua gol ke gawang Indonesia. Van Bekel menambahkan Van Hau pantas mendapatkan nilai 10 saat bermain di final.

“Dia akan membawa kegembiraan untuk Vietnam selama bertahun-tahun. Permainan sepak bola yang dia tunjukkan hari ini (lawan Indonesia) sangat bagus. Seorang bek dengan tinggi 1,85 m dan mencetak 2 gol di final,” kata Danny van Bakel.

Van Bekel meyakini Van Hau mempunyai masa depan yang cerah. Di usianya yang baru 20 tahun, ia masih memiliki banyak peluang meningkatkan kualitasnya.

“Dalam banyak momen, Van Hau menunjukkan tekad yang diperlukan. Cara Van Hau memainkan permainan yang sulit dilakukan banyak pemain. Di Belanda, kami dulu memiliki pemain dengan gaya permainan yang berani seperti Mark van Bommel. Terkadang sebuah tim membutuhkan pemain keren semacam itu untuk mengintimidasi lawan, “kata Van Bakel.

Seperti diketahui, pada partai final cabor sepak bola SEA Games tahun 2019, Doan Van Hau terlihat sengaja mencederai kaki Evan Dimas, padahal sang pemain telah mengoper bola ke Zulfiandi.

Berkat terjangan itu Evan Dimas langsung terjatuh sambil mengerang kesakitan. Evan Dimas akhirnya ditarik keluar dan digantikan Syahrian Abimanyu.

Kehilangan Roh Permainan

Setelah Evan Dimas keluar, Timnas Indonesia U-22 seperti kehilangan roh permainan. Hal itu terlihat pada lima menit sebelum turun minum, bek Vietnam, Doan Van Hau justru membuat Vietnam unggul lewat sundulannya setelah memanfaatkan umpan tendangan bebas.

Pada babak kedua, alih-alih menyamakan kedudukan, Osvaldo Haay dkk justru semakin tertinggal setelah pemain Vietnam, Do Hung Dung mencetak gol melalui tendangan jarak jauh pada menit ke-59.

Kemudian pada menit ke-73, Timnas Vietnam memperlebar keunggulan menit 73′. Doan Van Hau kembali mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U-22 sekaligus menambah pundi-pundi golnya pada laga tersebut menjadi dua gol.

Kekalahan tersebut tentunya semakin memperpanjang kegagalan Merah Putih meraih emas SEA Games 2019 setelah terakhir kali melakukannya pada SEA Games 1991 silam.

Kegagalan Timnas Indonesia U-22 merebut medali emas sepak bola SEA Games 2019 meninggalkan kekecewaan besar bagi suporter. Indonesia terpaksa kembali menunggu lagi untuk menyudahi puasa medali emas sepak bola di ajang SEA Games.

Impian Timnas Indonesia U-22 merengkuh medali emas di SEA Games 2019 pupus setelah takluk 0-3 dari Vietnam pada laga final di Stadion Rizal Memorial.

Sempat menguasai jalannya laga, permainan Timnas Indonesia U-22 menurun drastis setelah Vietnam mencetak gol pertama melalui Doan Van Hau pada menit ke-39. Harapan Indonesia benar-benar melayang setelah Vietnam menambah dua gol pada babak kedua melalui Do Hung Dung pada menit ke-59 dan Han Vau menit ke-72.

Kekalahan tersebut benar-benar membuat kecewa publik sepak bola Indonesia. Padahal suporter sudah mengapungkan harapan tinggi untuk melihat Timnas Indonesia U-22 menguasai ajang bergengsi di Asia Tenggara itu.

Akan tetapi, kenyataan ternyata tak seindah harapan. Paceklik medali emas sepak bola SEA Games untuk Indonesia yang sudah berlangsung selama 28 tahun terpaksa berlanjut lagi.

Kekecewaan suporter atas kegagalan Timnas Indonesia U-22 ditumpahkan melalui media sosial. Ada tiga sosok yang menjadi pelampiasan kekesalan suporter Timnas Indonesia. Siapa saja mereka?

1. Bek Timnas Vietnam U-22, Doan Van Hau

Bintang Timnas Indonesia U-22, Evan Dimas, terpaksa ditarik keluar pada menit ke-20 setelah sang pemain cedera dan mengerang kesakitan. Gelandang berusia 24 tahun ini perlu dipapah untuk keluar lapangan.

Evan cedera setelah ditekel dengan kasar oleh bek Vietnam, Doan Van Hau. Dia terlihat sengaja menghajar kaki kiri Evan Dimas, padahal sang pemain telah mengoper bola ke Zulfiandi. Terjangan itu membuat Evan Dimas terjatuh sembari memegangi engkelnya.

Setelah Evan Dimas ditarik keluar, permainan Timnas Indonesia U-22 tak sama lagi.

Tak heran, warganet Indonesia menumpahkan kekesalan dengan menyerbu akun Instagram pemain Vietnam tersebut. Ratusan ribu komentar membanjiri unggahan di akun Instagram sang pemain. Mayoritas komentar berasal dari warganet Indonesia.

U-22 Gagal Meraih Medali Emas 1

2. Wasit Mohammed Alshamrani

Wasit Mohammed Alshamrani menjadi sasaran kekesalan netizen Indonesia karena tidak memberikan kartu kepada pemain Timnas Vietnam U-22, Doan Van Hau, setelah menekel Evan Dimas. Akibat ulah sang pemain, Evan Dimas terpaksa ditarik keluar lapangan karena mengalami cedera di engke.

Wasit bahkan tidak menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah pelanggaran. Padahal dari tayangan ulang, sangat jelas bahwa Van Hau menghajar kaki kiri Evan Dimas dengan sengaja.

Begitu pula dengan hakim garis yang terlihat tidak bereaksi dengan kejadian itu. Indra Sjafri lalu mengganti Evan Dimas dengan Syahrian Abimanyu.

Tak heran, netizen Indonesia menumpahkan kekesalan terhadap sang wasit melalui cuitan-cuitan di media sosial. Dia dianggap sebagai salah satu biang kekalahan Indonesua karena dianggap terlalu lembek mengambil keputusan atas permainan Vietnam yang dinilai kasar oleh suporter Indonesia.

3. Pelatih Timnas Vietnam U-22, Park Hang-seo

Warganet Indonesia juga dibuat kesal dengan aksi-aksi pelatih Vietnam, Park Hang-seo, yang dinilai terlalu berlebihan. Bahkan, Park akhirnya diusir dari bangku cadangan pada menit ke-76.

Park Hang-seo diduga kena kartu merah karena memprotes wasit Mohammed Alshamrani secara berlebihan. Praktis, pengadil pertandingan asal Arab Saudi langsung mengambil kartu merah dari sakunya untuk mengusir Hang Seo.

Tingkah Park tersebut lah yang membuat netizen Indonesia kesal.

Berikut ini beberapa cuitan tentang kekesalan netizen Indonesia setelah Timnas Indonesia U-22 gagal meraih medali emas pada SEA Games 2019.

4. PSSI

Kegagalan Timnas Indonesia U-22 dinilai tak lepas dari kiprah PSSI. Mayoritas warganet menuding PSSI menjadi biang Timnas Indonesia tak kunjung berprestasi di level internasional.

Mereka menilai kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019 tak lepas dari pengelolaan liga yang kurang profesional, serta bobroknya organisasi PSSI.